sumenep kota keris di tanah garam
Lokasi empu berada di sejumlah titik di Kecamatan Saronggi. Ratusan keris dari para empu itu sudah banyak yang dihasilkan. Sebagian keris-keris tersebut saat ini berada di Disbudparpora Sumenep. Banyaknya para pembuat keris di Sumenep tak lepas dari budaya nusantara. Seperti diketahui, banyak daerah di seluruh Indonesia yang memiliki kemampuan membuat keris. Namun, pelestarian keris ternyata hanya ada di Sumenep. Sehingga Sumenep menjadi terbesar di Indonesia.
Pembuatan keris di Sumenep tidak hanya asal membuat, akan tetapi disesuaikan dengan pesanan para kolektor. Sehingga para pembuat keris bisa membuat beragam model sesuai dengan keinginan para pemesan. Ada gaya Majapahit, model keris Mataram, serta juga ada keris model Madura sendiri. Keris dari Sumenep tidak terjual di wilayah lokal saja. Akan tetapi sudah dijual ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Hal itu semakin mengokohkan bahwa keris Sumenep sudah dikenal di berbagai negara. Nah, dalam rangka meneguhkan Sumenep sebagai Kota Keris, pemkab akan memfasilitasi dengan mendeklarasikan diri menjadi Kota Keris. Deklarasi tersebut pada 31 Oktober 2013 lalu bertepatan dengan Hari Jadi Sumenep.
RB. A. Rahman, salah seorang pengamat dan kolektor keris mengatakan, dirinya sangat yakin kalau Sumenep akan menjadi Kota Keris. ”Saya sangat mendukung kalau menjadi Kota Keris, karena di sini merupakan penghasil dan penggemar keris terbesar di Indonesia, bahkan di dunia,” ungkapnya. Di tempat terpisah, Kepala Disbudparpora Sumenep Bambang Irianto mengatakan, pihaknya sudah siap untuk mendeklarasikan diri menjadi Kota Keris. ”Keris Sumenep sudah diakui Unesco, makanya perlu kita deklarasikan agar lebih besar gaungnya,” katanya.
Selain deklarasi, pihaknya juga akan mengadakan pameran 5.000 keris dalam rangka mendapatkan rekor MURI. Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengatakan hal sama. Menurutnya, Sumenep penghasil keris terbesar di Indonesia sehingga sudah layak menjadi Kota Keris. ”Kita mulai kebangkitan kebudayaan nasional bahkan ke kancah internasional dengan keris ini, ya kita mulai bersama- sama sejak dari sini,” kata Busyro. (Sumber: maduraterkini.com)
Heriyanto, Perajin Keris dari Sumenep
Adalah Heriyanto, salah satu warga Desa Talang, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, menekuni dunia keris sejak 2005 lalu. Lelaki kelahiran 10 Februari 1982 ini sebelumnya pernah merantau ke Bali dan memiliki profesi sebagai tour guide selama sekitar 2 tahun namun pada akhirnya memutuskan untuk pulang ke tanah Madura. Kini, setiap harinya Heriyanto beraktifitas sebagai pengrajin keris.
Heriyanto mengaku jika bahan yang Ia gunakan untuk membuat keris-keris tersebut didapatnya dari pemasok yang sudah menjadi langganan. “Untuk bahan sudah ada langganan, biasanya saya gunakan untuk membuat keris, biasanya setiap bulan saya memproduksi sebanyak 7 kodi keris dalam berbagai ukuran. Untuk yang besar saya patok harga jualnya 40.000 rupiah, sedangkan yang paling kecil hanya 15.000 rupiah saja. Pemasarannya sendiri paling banyak dipesan dari Yogyakarta dan masih banyak lagi daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan pernah saya jual ke Malaysia,”
ungkap bapak satu anak ini ketika ditemui di sela-sela aktifitasnya. (hpy)