Posyantek Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek
Adalah Mohammad Sholachudin,berbekal keahlian dasar teknik mesin, kini Sholachudin dipercayai sebagai Ketua Posyantek Kecamatan Trenggalek. Sholachudin mengaku telah bergelut dengan urusan mesin sejak tahun 1994 lalu
Alat mesin pertama hasil inovasinya berupa alat pengering daun untuk dibuat teh. “Mulanya hanya iseng mencoba, namun ketika ada yang tahu dan bisa dimanfaatkan justru diminati dan dibeli,” timpalnya.
Tidak hanya itu, riwayat perjalanan Sholachudin berkiprah di dunia permesinan bermula ketika mencarikan solusi bagi kebutuhan pekerjaan sang istri yang mendesak.“Istri saya berprofesi sebagai pengolah hasil perikanan, pertanian, perkebunan yang kemudian untuk dijual. Nah, timbul pemikiran untuk membuatkan sebuah alat untuk meringankan pekerjaan istri saya tersebut,” kenang Sholachudin.
“Akhirnya, dengan biaya seminimal mungkin, karena kondisi ekonomi kami pada saat itu juga sedang terbatas, berbekal uang 75 ribu rupiah, itu pun dari meminjam, saya berhasil menciptakan alat mesin sederhana berupa hand sealler, untuk menunjang pekerjaan istri saya,” imbuh Sholachudin bangga.
Melihat manfaat dari alat tersebut, Sholachudin memproduksi lagi dan mencobanya untuk dijual dan ternyata ada yang berminat membelinya. “Saat itu saya jual seharga 100 ribu rupiah, jauh dari mesin hasil pabrik yang harganya berkali lipat,” tandasnya.
“Dan kalau dipikir, saat ini di tengah kemajuan teknologi, melihat apa yang telah saya buat, saya merasa malu sekaligus bangga karena dengan alat yang sederhana tersebut ternyata saya bisa menciptakan dan bisa memiliki nilai jual,” tambahnya seraya tersenyum.
Sholachudin mengatakan baru mengenal Posyantek pada tahun 2014 dan membentuk Posyantek Krisna pada tahun 2015. “Namun nama yang terdaftar adalah Posyantek Kecamatan Trenggalek, yang semakin dikenal ya nama itu,” terangnya.
Melalui Posyantek Kecamatan Trenggalek ini, Sholachudin bertekad seluruh hasil karya mesinnya harus terdokumentasi. Tidak hanya itu, Sholachudin ingin inovasi teknologinya bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk masyarakat. “Posyantek ini tergolong baru, baru seumur jagung sejak diresmikannya tahun 2015, apa yang kami buat adalah untuk masyarakat,” ucapnya.
Terlebih dengan semangat Posyantek dalam mengembangkan dan memberdayakan masyarakat sekitar, sholachudin menegaskan apa yang diperolehnya untuk kepentingan masyarakat. “Kami terus berupaya menerapkan dengan modal yang ada akan menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk menunjang menyelesaikan pekerjaan,” tuturnya.
Ada pun beberapa jenis mesin inovasi hasil ciptaan Posyantek Kecamatan Trenggalek antara lain mixer, alat pencetak sosis, pengasap telur, mesin pengering daun, mesin pengaduk dodol, pengayak kompos, pencacah sampah daun, pencacah sampah palstik, mesin pemutar es krim dan masih banyak lagi.
Setiap bulannya Posyantek Kecamatan Trenggalek mendapatkan pesanan mesin, biasanya 2 – 3 unit pesanan. “Yang paling banyak dipesan konsumen biasanya yang murah meriah dan terjangkau konsumen, serta bermanfaat bagi mereka seperti mesin pengaduk sampai saat ini terjual 50 unit lebih. Untuk pencacah kompos, pencacah plastic juga kerap ada yang memesan,” kata Sholachudin.
Dalam pengembangannya, Posyantek Kecamatan Trenggalek akan rutin memberikan pelatihan teknologi. “Untuk saat ini masih belum berjalan, namun sudah ada pelatihan untuk penerapan teknologi yang tercipta, misalnya dengan alat mesin inovasi kami ini untuk pelatihan pembua-tan makanan, itu dilakukan diengan bimbingan istri saya untuk kelompok ibu-ibu. Nah, nantinya lebih ke pelatihan teknologinya, masih bertahap,” tutup Sholachudin penuh harap. (hpy)