Pasar Desa Kapas Juara I Lomba Pasar Desa 2014


 


UMUMNYA keberadaan pasar di berbagai tempat itu dikelola dan berada di bawah Dinas Pasar. Hal itu, berbeda dengan Pasar Desa Kapas, Kecamatan Kapas, Kabupaten Lamongan. Di sini, seluruhnya dikelola oleh pemerintah desa (Pemdes) setempat. Baik ke kebersihan, termasuk MCK, pemanfaatan areal parkir, dan tetek bengek lainnya. Dengan pengelolaan pihak desa, walaupun restibusi karcis masih dari Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kabupaten Bojonegoro.


Pasar Desa Kapas merupakan pasar desa yang sangat strategis untuk mengadakan transaksi jual beli bagi masyarakat Desa Kapas. Tentu saja, keberadaannya berpengaruh juga manfaatnya yang bisa dirasakan masyarakat dari desa-desa di sekitarnya. Karena, letak pasar Desa Kapas berada di tepi Jalan Jalur Provinsi Jawa Timur (Bojonegoro-Surabaya) sehingga mudah dijangkau dari segala arah.


Untuk Pengelolaannya itu juga mendapat dukungan masyarakat sekitar pasar. Sehingga tak sedikit yang mendapatkan pekerjaan dari keberadaan pasar tersebut. Seperti bagian kebersihan yang membersihkan sampah, mengelola MCK, dan menarik retribusi. Meskipun di Desa Kapas sendiri akhir-akhir ini bermunculan Pasar Swalayan ataupun Supermarket (Indomaret dan Irma Swalayan) namun tidak membuat minat penduduk untuk berkunjung di Pasar Desa Kapas berkurang. Karena, barang-barang yang tersedia lebih banyak jenisnya. Misalnya sayuran, buah, pakaian dan lain-lain yang mutu dan  harganya bisa bersaing.


Bila dibandingkan dengan barang-barang di supermarket, yang hanya menyediakan jenis-jenis barang tertentu, Pasar Desa Kapas adalah PASERBA (Pasar Serba ada) karena menjual semua kebutuhan masyarakat desa.


Mulai tahun 2010 dengan anggaran stimulan Pemberdayaan dan Peningkatan Pasar Desa dari APBD Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp 100.000.000. Dana sebesar itu digunakan untuk pengembangan dan pembangunan pasar desa. Kemudian tahun 2011 mendapatkan Dana Reward Pengelolaan Pasar Desa Terbaik se-Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp 50.000.000 dan dilanjutkan tahun 2012 mendapatkan kembali Dana Stimulan Pemberdayaaan dan Peningkatan Pasar Desa dari APBD Kabupaten sebesar Rp 100.000.000.


Sehingga kegiatan pembangunan Pasar Desa Kapas tidak pernah berhenti. Baik untuk pengembangan pasar desa kapas, dari kegiatan pembangunan tersebut mapu menarik swadaya pedagang hingga mencapai Rp 1.336.072.727 maupun kegiatan lainnya demi kemajuan. Hal ini membuat kebanggaan sendiri bagi Pemerintah Desa Kapas dan Pengelola Pasar Desa.


Dengan semangat membangun pasar desa, Kepala Desa Kapas mengikuti lomba pasar desa tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dengan melaui penilaian dari Tim Penilai dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Dari hasil penilaian tersebut Pasar Desa Kapas Kecamatan Kapas ini menjadi juara pertama lomba Pasar Desa Tingkat Provinsi Tahun 2014.  ”Yang jelas dukungan masyarakat cukup tinggi, bahkan keberadaan pasar itu sangat dimanfaatkan masyarakat sekitar.


Bahkan keberadaan Pasar Desa Kapas itu mampu memberikan pendapatan bagi desa, rata-rata Rp 3 juta/bulan atau 42 juta/tahun. Ini merupakan pendapatan desa yang sangat berarti bagi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa,” kata Kepala Desa Kapas Bapak Totok Sudiono pada Gema Desa.


Penyerahan hadiah dilaksanakan pada acara puncak peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XI dan Hari Kesatuan Gerak PKK Ke-42 oleh Gubernur Jawa Timur Dr. Soekarwo di Kabupaten Ngawi tanggal 13 Mei 2014. Kegiatan ini diteruskan penyerahanan piala dan piagam penghargaan yang diserahkan oleh Kepala Bapemas Provinsi Jawa Timur, Drs. Zarkasi, M.Si di Hotel Setia Budi, Madiun.


Kepala Desa Totok Sudiono menyatakan bersyukur terhadap prestasi yang diraih oleh Pasar Kapas dan penghargaan itu diakuinya adalah milik segenap warga desa. ”Keberhasilan ini berkat rasa gotong royong warga yang memiliki kepedulian tinggi. Diharapkan ke depan dapat memacu masyarakat untuk lebih aktif dalam pembangunan,” tutur Kepala Desa Kapas.


Dengan keberadaan Pasar Desa Kapas, kini jumlah kios yang dimiliki sebanyak 97 unit, 432 los. Pasar itu juga dilengkapi kantor pasar, kamar mandi, lahan parkir dan tempat pembuangan sampah yang layak. Ke depan, pasar itu masih bisa dikembangkan karena luas lahannya mencapai 9631 m2.


Keberhasilan pasar itu bias menjadi contoh bagi pengelolaan pasar desa di Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, pasar itu bias menjadi pasar modern dengan tidak meninggalkan unsur pasar tradisional dan menjadi percontohan untuk daerah lain. (abah sugeng)

Tags
Tidak ada tags