kiat pemberdayaan surabaya petakan potensi ekonomi sesuai sumber daya alam
Pemetaan itu, kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, untuk memudahkan pemerintah melakukan intervensi program pemberdayaan dan pengembangan perekonomian kelompok masyarakat. Upaya berdasarkan data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya itu juga berhasil memutasi status keluarga miskin menjadi keluarga tidak miskin selama kurun waktu 2008-2010 sebanyak 1.278 keluarga. “Program ini cukup berhasil, contoh untuk wilayah barat Surabaya yang merupakan wilayah pengembangan daratan kota telah berhasil meraih sukses untuk pengembangan cabe/lombok sehingga dapat meningkatkan pendapatan warga petani,” katanya belum lama ini.
Potensi masing-masing kawasan itu menurut Dr. Janti Gunawan, dosen ITS yang telah lama berkecimpung dalam pemanfaatan sumber daya alam, masing-masing adalah Kecamatan Sukolilo memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk olahan hasil perikanan dan pertanian dan produk daur ulang.
Kecamatan Mulyorejo memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk pertanian, produk olahan hasil perikanan dan pertanian dan produk daur ulang, Kecamatan Kenjeran memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk olahan hasil perikanan dan produk daur ulang, Kecamatan Bulak memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk pertanian, produk olahan hasil perikanan dan pertanian dan produk daur ulang.
Kecamatan Semampir memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk olahan hasil perikanan dan produk daur ulang, Kecamatan Bubutan memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk olahan hasil pertanian dan produk daur ulang, Kecamatan Wiyung memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk pertanian, produk olahan hasil perikanan dan pertanian, produk daur ulang dan produk pariwisata.
Kecamatan Asemrowo memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk pertanian,produk olahan hasil perikanan dan pertanian, produk daur ulang dan produk pariwisata, Kecamatan Sambikerep memiliki potensi ekonomi terkait sumber daya alam, yaitu produk hasil perikanan, produk pertanian, produk olahan hasil perikanan dan pertanian dan produk daur ulang.
Kata Janti Gunawan, sumber daya alam Kota Surabaya masih terfokus pada eksplorasi dan eksploitasi, maka perlu ada kegiatan yang mempertimbangkan rehabilitasi dan konservasi lingkungan sejak dini agar terjaga sustainabilty lingkungan dan ekonomi.
Masih ada industri yang berbasis sumber daya alam belum menggunakan teknologi tepat guna, sehingga perlu adanya pemberdayaan lebih banyak yang dilakukan oleh pemerintah atau LSM dan belum terorganisasi (sporadis). “Perlu peran lebih aktif dari lembaga pendidikan dan lembaga perbankan. Bank Indonesia siap memberikan bantuan pembinaan administrasi keuangan kepada UMK, Lembaga Masyarakat Mandiri siap membantu pemasaran dan pengemasan bagi UMK yang membutuhkan. Untuk itu para pemangku kepentingan perlu bersinergi agar pembangunan Kota Surabaya dapat berhasil optimal mengingat perkembangan tiap Kecamatan berbeda, maka perlu adanya pilot kegiatan per sektor dan per wilayah yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya.
Sosialisasi hasil kegiatan identifikasi sumber daya alam dan teknologi tepat guna sangat diperlukan, sehingga rencana aksi dapat disusun oleh para pemangku kepentingan yang memiliki komitmen. Sektor yang disarankan adalah sektor pengolahan pangan, pengolahan daur ulang dan pariwisata, di sini sektor pariwisata dapat merupakan alternatif sektor perekat berbagai pemangku kepentingan yang dapat menjembatani berbagai isu ekonomi, tenaga kerja, pendidikan, teknologi dan sebagainya.
Sementara itu Bapemas dan KB Kota Surabaya dalam tahun 2010 telah melatih perempuan miskin secara intensif melalui program P3EL dari 15.000 perempuan miskin menjadi 1.300 lebih siap melakukan usaha. Adapun lembaga-lembaga non-pemerintahan yang berperan dalam program penanggulangan kemiskinan di antaranya PNPM Mandiri Perkotaan yang menindaklanjuti hasil pelatihan perempuan miskin dengan memberikan bantuan modal usaha berupa peralatan dan lainnya sebanyak 860 paket, Perbanas menjadi pendamping produksi Batik Tugu Kecamatan Bubutan, Dompet Duafa memberikan bantuan program peduli UMK di Kecamatan Krembangan, dan masih banyak intervensi lembaga-lembaga lain. “Dengan adanya kepedulian dan kebersamaan dari semua sektor yang terkait antara lain pemerintah, perguruan tinggi, LSM dan masyarakat luas diharapkan 5 tahun ke depan masyarakat Surabaya hidup makmur dengan angka kemiskinan yang relatif kecil,” kata Risma.(sal)