Kembang desa supartini Produsen Empon-Empon dan Janggelan
Supartini contohnya, perempuan kelahiran Pacitan 3 April 1966 ini mengolah hasil kebunnya menjadi Empon-Empon, atau bahan rempah untuk ramuan jamu seperti Jahe, temulawak, kunyit, dan kencur.‘’Bahan-bahan tersebut sangat berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit perut kembung,ginjal,masuk angin, menghilang kan capek-capek, dan merangsang nafsu makan,’’ katanya.
Ibu dua anak tersebut mewarisi usaha keluarganya sejak 20 tahun silam. Itu artinya Desa Jeruk sudah puluhan tahun memproduksi empon-empon. Meskipun setiap hari dapat dipanen, namun puncak masa panen empon-empon setiap tahunnya terjadi pada bulan Juni hingga Agustus.
Mereka yang membeli produk Desa Jeruk kata perempuan berambut panjang ini adalah para pemasok skala besar untuk pabrik - pabrik jamu dari Solo, Jogjakarta,dan Surabaya. Dalam sehari, sekitar 8 ton empon-empon diangkut dengan truk dari Desa Jeruk saat musim panen.
Bukan hanya produksi empon-empon saja yang dikembangkan oleh ibu dari Bayu Indras Purwoko, dan Leo Hati Franstika ini.Di bawah bendera UD Dua Putra,Supartini juga mengembangkanusaha produksi bahan baku Janggelan. Atau bahan baku untuk makanan jelly. Bahkan untuk produk yang satu ini, dirinya sudah menjalin kerjasama pengadaan dengan sejumlah eksportir. ‘’Saat musim panen, sehari eksportir bisa mengambil 8-12 ton bahan baku janggelan,’’katanya.
Namun di sela-sela kesibukannya mengembangkan usaha warisan orang tuanya, Supartini masihmemiliki rasa loyalitas kepada desanya tercinta. Dia masih tercatat aktif sebagai Ketua Tim Penggerak PKK,Pengurus Persatuan Bulutangkis Seruni, Pengurus PKK KecamatanBandar, serta Pengawas Koperasi Wanita Kamboja Desa Jeruk. Bahkan beberapa bulan terakhir, dia merelakan usaha Empon-empon dan janggelannya tidak maksimal berproduksi demi mempersiapkan Desa Jerul untuk mengikuti lomba desa tingkat provinsi Jatim. Untungnya pengorbanan yang dilakukannya tidak siasia,Desa Bandar berhasil meraih juara kedua lomba desa/kelurahan tingkat Provinsi Jatim tahun 2012.Sementara juara pertama sesuaihasil penilaian Tim Penilai Lomba Desa dan Kelurahan sebagaimana dalam Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/39/KPTS/013/2012 tentang Tim Penilai/Evaluasi Program/Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2012, diraih oleh Desa Sumbertangkil,Kecamatan Tirtoyudo,Kabupaten Malang.
Sementara posisi ketiga diisi oleh Desa Plangkrongan, KecamatanPoncol, Kabupaten Magetan,dan posisi keempat oleh Desa Ngepeh,Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Sedangkan untuk lomba kelurahan, pemenang pertama Diraih oleh Kelurahan Nambangan Kidul,Kecamatan Manguharjo,Kota Madiun, kedua oleh Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, ketiga oleh Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo,Kota Surabaya, dan pemenang keempat diraih oleh Kelurahan Tisnonegaran,Kecamatan Kanigaran,Kota Probolinggo.
Desa Jeruk berada di perbukitan di ketinggian 946 meter diatas permukaan air laut, dengan jenis tanah merah litosol merah hitam.Di kawasan itu, jeluk tanah rata-rata 45 centimeter, dengan curah hujan rata-rata tujuh bulan basah,dan lima bulan kering.
Warga Desa Jeruk hidup makmur dan sejahtera di atas lahan seluas 1.911.596 hektare. Seluas 222,505 hektare diantaranya berupa sawah, 917.194 hektare tegalan atau ladang, 458.597 hektare pekarangan,dan 725 hektare diantaranya perkebunan. Kondisi lahan yang subur membuat warganya lebih memilih mata pencaharian sebagai petani dan berkebun dengan produksi komoditas unggulanantara lain, Cabe, Jagung, Janggelan,Cengkeh, Kopi, Pinus, dan Kayu Sengon. (sal)