jurug desa wisata
Reog memang kesenian rakyat khas Ponorogo. Sayang, bila di daerah kelahirannya sendiri kurang mendapat perhatian. Tak heran bila masyarakat di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, melakukan langkah khusus agar kesenian tradisional ini tetap lestari. Dengan melakukan langkah regenerasi bagi pelaku kesenian,
bukan hanya di kalangan pelaku kesenian dewasa, melainkan juga lebih digencarkan di kalangan anak-anak. Mereka menyebut diri Reog Ponorogo Mini.
Selain Reog Ponorogo, Desa Jurug mempunyai seni Budaya Jaranan Campursari. Seni pertunjukan rakyat yang satu ini, yakni memadukan budaya lokal dengan budaya modern. Karena potensi alam dan potensi budayanya yang memikat, Desa Jurug telah mendapatkan predikat Desa Wisata dari Kementerian Pariwasita sejak 2011 – 2013 dan pada 2014 melalui Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur Desa Jurug ditunjuk kembali sebagai Desa Wisata.
Desa Jurug mempunyai peranan penting di kawasan Kecamatan Sooko, + 1 km dengan jarak tempuh selama + 10 menit, sedang jarak sampai dengan ibu kota Kabupaten Ponorogo sekitar 30 km dengan memakan jarak tempuh sekitar 60 menit. Desa Jurug mempunyai jumlah penduduk 6.638 jiwa, atau sebanyak 2.228 KK dengan 65 RT dan 26 RW dengan 6 dukuh. Sedang enam dukuh tersebut, adalah Dukuh Jurug, Dukuh Kranggan, Dukuh Plongko, Dukuh Setumbal, Dukuh Serayu dan Dukuh Nglegok.
Predikat Desa Wisata memang cukup membanggakan dan dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekitar. Apalagi, seperti dijelaskan Kepala Desa Jurug, Danan Prihantoko SH, dengan adanya luas perairan umum di Desa Jurug merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan (khususnya ikan nila dan ikan air tawar).
”Di samping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh masyarakat, pemerintah, swasta dalam hal permodalan, program penanganan budidaya serta adanya kemudahan dan dukungan dari pemerintah Desa Jurug,” tuturnya.
Menurut Danan, ikan nila dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut. Namun, dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. ”Dan jangkauan pasarnya lokal dan regional. Hal ini sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat pengepul ikan,” tutur Pak Kades, tentang aktivitas perekonomian yang dilakukan warganya.
Selain itu, menurut Danan, dalam usaha perikanan hampir tak ada masalah. Prospeknya cukup baik. ”Penjualan benih ikan nila boleh dikatakan baik, Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang mempunyai prospek cerah,” tegasnya.
Danan Prihantoko SH yang telah menjabat sebagai Kades Jurug sejak 2007 hingga sekarang, mengakui, desa yang dipimpinnya merupakan desa berpotensi. Sebagai Desa Wisata, di Desa Jurug terdapat Wisata Air Terjun Pletuk yang terletak di Dusun Kranggan, dan potensi budaya yang tetap terpelihara di masyarakat.
Perekonomian Desa
Di lahan kering, tanah tegalan, tampak dihiasi dengan tanaman cengkih. Tanaman jenis ini agaknya cukup dominan di Desa Jurug. Begitu pun, masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara produktif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Langkah alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, menurut Kades, adalah melakukan penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan pemanfaatan lahan. ”Seperti, pengadaan bibit-bibit tanaman produktif dengan melibatkan instasi terkait (dinas kehutanan, dinas pertanian dan perkebunan,” katanya.
Menurut Danan Prihantoko, kondisi ekonomi masyarakat desa (mata pencaharian, kesejahteraan masyarakat, dan lain-lain), didominasi pada sektor pertanian. Dengan sistem pengelolaanya masih sangat tradisional (pengolahan lahan, pola tanam maupun pemilihan komoditas produk pertaniannya).
Produk pertanian desa Jurug untuk lahan basah (sawah) masih monoton pada unggulan padi. Hal ini diakibatkan adanya struktur tanah yang mungkin belum tepat untuk produk unggulan pertanian di luar sentra padi. Sedang persoalan mendasar lainnya adalah sistem pengairan yang kurang baik. ”Sehingga berdampak adanya kekurangan air jika pada saat musim kemarau,” kata Danan.
Karenanya, warga menyadari harus ada langkah strategis dalam mengatasi persoalan pertanian. Dengan melakukan berbagai upaya-upaya, seperti perbaikan sistem irigasi/pengairan, pengunaan teknologi tepat guna, perbaikan pola tanam dan pemilihan komoditas alternatif dengan mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak terkait (dinas pengairan, dinas pertanian).
Selain aktivitas di bidang pertanian, ada yang menarik di desa ini. Dalam home industry, Desa Jurug mempunyai home industri dalam pembuatan roti jahe, roti gapit, roti matahari. Seperti yang ada di Dusun Setumbal, yang dikelola Ny Hartini dengan pembuatan kue roti jahe, roti gapit. Usaha rakyat ini, mendapat respon positif, dengan pemasaran sekitar wilayah Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Trenggalek. ”Ya, karena Desa Jurug berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek,” tutur Ny Hartini.
Diakui Hartini, pada pengembangan untuk pembuatan roti tersebut masih ada kendala dalam pembuatan roti tersebut pada alat pengolahannnya. ”Saya punya kendala dalam mengembangkan pembuatan roti ini dalam hal, alat-alatnya seperti mixer roti yang masih kecil, oven yang masih kecil. Untuk itu kami mohon bantuan alat-alat pembuatan roti yang modern sehingga produk yang kami hasilkan bisa bertambah banyak. Sehingga omzet penjualan bisa menjangkau keluar Kabupaten Ponorogo,” kata Hartini.
Pada tahun 2013 Desa Jurug mendapatkan bantuan hibah dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Provinsi Jatim melalui Program Kegiatan Unit Pengelola Keuangan dan Usaha (UPKu) sebesar Rp. 60.000.000 pada UPKu “Sri Rejeki”.
Dengan penuh semangat pantang menyerah masyarakat desa ini, terus berupaya memajukan desanya, di berbagai bidang. Hal ini terbukti dengan keberhasilan Desa Jurug menjuarai beberapa perlombaan, seperti Juara 1 Lomba Desa Tingkat Kabupaten Ponorogo pada 2008, Nominasi 1 Provinsi Jawa Timur dalam lomba Anugerah Wisata Nusantara tahun 2009 yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Juara 1 Tingkat Kabupaten Ponorogo Lomba Pelaksana terbaik 10 Program Pokok PKK pada tahun 2012.
Pada tahun 2013 melalui Surat Keputusan Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur Nomor: 22/Kep/PKK. Prov/XI/2013 menetapkan bahwa Desa Jurug Kecamatan Sooko Kabupten Ponorogo mendapatkan Juara III 10 Program Pokok PKK Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tim Penggerak PKK Desa Jurug dibawah kepemimpinan Ny Lilik Mardiana sebagai Ketua Tim Penggerak PKK. Hal inilah yang menjadi lokasi penilaian Tim Pengerak PKK Pusat yang pelaksanaannya sekitar Pebruari 2014.
Prestasi yang diraih tersebut merupakan bukti atau indikasi, Desa Jurug sangat antusias dan bersemangat dalam upaya memajukan desanya. Warga terus berupaya agar mencapai tujuan utama, mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera. (H Sugeng)