Jalin Matra Bangkitkan Usaha Kripik Tempe Bambang
Produksi Kripik Tempe memang sempat dijalankan keluarga Bambang, namun gagal. Modal yang hanya Rp 500 ribu tidak bisa diputar. Kata Bambang, usaha kecil itu hanya bertahan tujuh bulan.
Gagal menjalankan usaha produksi Kripik Tempe, Bambang beralih profesi menjadi tukang pijat tradisional. Namun usaha itu juga tidak maksimal, karena tidak setiap hari penghasilan dia dapatkan untuk menghidupi isteri dan dua anaknya.
Sejak September, Bambang tercatat sebagai penerima Program Jalin Matra, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2). Bambang tercatat sebagai salah satu anggota Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tirta Wangi Desa Cluring, Kecamatan Cluring Banyuwangi.
Sampai saat ini, Bambang sudah mampu membuat 500 bungkus Kripik Tempe per hari, untuk dipasarkan dengan harga Rp 800. Dengan mengambil untung Rp 250 per bungkusnya, Bambang mampu mendapatkan penghasilan Rp 125.000 per hari.
"Saya asli Malang, jadi produk Kripik Tempe saya enak seperti Kripik Tempe Malang," kata Bambang.
Heri Utomo, Ketua Bumdesa Tirta Wangi, mengatakan, program PK2 Jalin Matra Pemprov Jatim di desanya menyasar 32 anggota RTS dari total sasaran 150 RTS di desil 2 dan 3. Bambang kata dia mendapatkan kucuran dana Rp 3 juta, dengan jasa 0,7% tanpa jaminan dan potongan.
"Kami akan terus berupaya memberikan pelayanan yg lebih baik dan mudah hingga bisa memberdayakan calon sasaran," terangnya. (Lutfi/sukatno/red)
Tags
Tidak ada tags