GD_KiatPemberdayaan_Des2012


Pesantren Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan membuktikan bahwa pesantren juga dapat bermanfaat tidak hanya dalam keilmuan agama bagi masyarakat sekitarnya, namun juga dapat bermanfaat dalam hal pemberdayaan masyarakat secara ekonomi. Melalui lembaga perekonomian BMT-MMU Sidogiri, pesantren ini berupaya menjadi bagian dari masyarakat yang bermanfaat tidak hanya kepada orang dalam pesantren, namun juga untuk masyarakat luar pesantren. Menurut Manajer Utama BMT-MMU Sidogiri,  HM. Dumairi Nor, program pemberdayaan untuk masyarakat sekitar antara lain, program bantuan sembako. Program ini dilakukan untuk memberikan santunan kepada warga kurang mampu, miskin, janda, anak yatim di lingkungan kantor BMT MMU di seluruh cabang dan cabang pembantu BMT MMU Sidogiri, Jawa Timur, sebanyak 10.500 orang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Meliputi wilayah Kota Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kota Kabupaten Gresik, Kodya Surabaya. Total dana sosial yang diberikan kepada masyarakat adalah sebesar lebih dari Rp 690 juta. Selain bantuan sembako, juga ada program Royalan Muharram. Program ini untuk memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan tergolong kurang mampu, di lingkungan Desa Sidogiri, Desa Jeruk, Desa Ngempit, Desa Ngabar, Kecamatan Kraton, Desa Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan sebanyak 730 anak yatim. Dengan alokasi dana sebesar Rp. 109.500.000 yang dialokasikan dari dana sosial untuk anak yatim piatu di Desa Sidogiri, Desa Jeruk, Desa Ngempit, Desa Ngabar Kecamatan Kraton, Desa Beji Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.  Alokasi dana yang keluarkan untuk kegiatan royalan muharram dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebesar Rp 109.500.000. Selain itu juga ada program rehabilitasi rumah. Program ini dilakukan untuk memberikan bantuan rehabilitasi rumah kepada 6 anggota masyarakat yang kurang mampu di lingkungan Desa Sidogiri, Desa Karanganyar, Asem Kandang, Kecamatan Kraton, dan Desa Gambir Kuning, Kecamatan Kraton Asem Kandang, Kabupaten Pasuruan. Dengan alokasi dana yang dikeluarkan untuk kegiatan dana sosial rehabilitasi rumah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebesar Rp. 44.000.000. Mitra yang terlibat dan sekaligus sebagai pelaksana adalah pemuda setempat, perangkat desa, pengurus, manager BMT MMU Sidogiri. Selain dana sosial pihaknya juga berupaya merangsang masyarakat dalam berusaha dengan memberikan bantuan permodalan seperti program  Pembiayaan Qord.




Program ini dilakukan untuk memberikan bantuan pinjaman modal kerja tanpa bagi hasil dan biaya administrasi kepada 28.156 orang anggota koperasi yang kurang mampu di wilayah kerja koperasi BMT MMU Sidogiri, meliputi wilayah Kota/Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya. Dana yang terserap dan dikeluarkan untuk kegiatan pembiayaan qord dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebesar Rp. 22.150.438.582. Selain itu juga ada program pembiayaan pertanian. Program ini dilakukan untuk memberikan bantuan pinjaman modal pertanian tanpa bagi hasil dan biaya administrasi kepada 2.235 orang anggota koperasi yang kurang mampu di wilayah kerja koperasi BMT MMU Sidogiri Jawa Timur Cabang Pasuruan. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan pembiayaan pertanian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah sebesar Rp. 4.800.600.000. Berdirinya KJKS BMT-MMU Sidogiri Jawa Timur berawal dari keprihatinan KH. Nawawi Thoyib pada tahun 1993 atas maraknya praktik rentenir di lingkungan Pondok Pesantren Sidogiri. Kemudian KH Nawawi mengutus beberapa orang untuk mengganti utang masyarakat tersebut dengan pola pinjaman tanpa bunga dan program tersebut bisa berjalan hampir 4 tahun meskipun masih terdapat sedikit banyak kekurangan. Dari semangat dan tekad itulah para pendiri koperasi yang pada waktu itu dimotori oleh H. Mahmud Ali Zain bersama beberapa asatidz Madrasah ingin meneruskan tujuan KH. Nawawi Thoyib agar segera terwujud dengan rapi dan tertata.  Pada akhirnya seluruh tim pendiri sepakat untuk mendirikan Koperasi BMT yang diberi nama Baitul Mal wat-Tamwil Maslahah Mursalah lil Ummah Pasuruan atau BMT-MMU. Mengapa memakai nama MMU? Karena seluruh pendiri pada waktu itu adalah guru-guru MMU (Madrasah Miftahul Ulum) Pondok Pesantren Sidogiri. Dan ditetapkanlah pendirian Koperasi BMT-MMU Pasuruan pada 12 Rabi’ul Awal 1418 H (ditepatkan dengan tanggal lahir Rasulullah SAW) atau 17 Juli 1997 yang berkedudukan di kecamatan Wonorejo Pasuruan.  Di saat itu kantor pelayanan pertama BMT-MMU masih sewa dengan ukuran luas sekitar 16 m2 dan modal awal Rp 13.500.000, yang terkumpul dari anggota sebanyak 348 orang, terdiri dari para asatidz, pengurus dan pimpinan MMU Pondok Pesantren Sidogiri. Namun sedikitpun para pendiri tidak ada yang putus asa ataupun menyerah bahkan menjadikan semangat untuk terus maju.






Seiring berjalannya waktu pada tanggal 4 September 1997, disahkanlah BMT-MMU Pasuruan sebagai Koperasi Serba Usaha. Tahun ini peran besar BMT-MMU dalam pemberdayaan diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Lembaga perekonomian berbasis syariah ini menjadi pemenang terbaik dari kategori non pemerintah. BMT-MMU memperoleh tropi dan piagam penghargaan, dan uang pembinaan sebesar  Rp 50 juta. BMT-MMU Sidogiri telah melakukan pembangunan ekonomi umat dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat, serta memberi perhatian kepada orang yang tidak mampu.(sal)


-i-

Tags
Tidak ada tags