GD Profil Kelurahan Nov2012


 


Selain memberikan tambahan ekonomi bagi warga, kelurahan Ngadirejo juga dikenal sebagai wilayah paling bersih dan hijau.  Jumlah penduduk Kelurahan Ngadirejo, Kota Kediri, sekitar 12.203.000 jiwa, dengan luas lahan 147 hektar. Hampir 50 persen warganya karyawan pabrik rokok Gudang Garam, sementara sisanya bekerja sebagai PNS, guru, wiraswasta dan pedagang. Dari segi kepadatan penduduk, Kelurahan Ngadirejo cukup padat, yakni membawahi 57 Rukun Tetangga (RT) dan 12 Rukun Warga. Jumlah penduduk yang besar itulah membuat Kelurahan Ngadirejo cukup padat dan aktivitas ekonomi berkembang pesat. Hampir setiap sudut wilayah ada pasar dan aktivitas ekonomi yang melayani kebutuhan konsumen rumah tangga atau untuk konsumsumen karyawan pabrik. Kelurahan Ngadirejo dihuni warga yang multi etnis dan agama. Kepala Kelurahan Ngadirejo, Muhammad Ayub, kepada Gema Desa menuturkan, Kelurahan Ngadirejo sudah membuka pelayanan terintegrasi sejak tahun 2009 dengan fasilitas internet. Semua pelayanan, mulai urusan ijin pajak IMB, pelayanan posyandu, pelayanan KTP sampai biro hukum sudah tersambung dengan kepala kelurahan. Bahkan kelurahan pernah membuka pelayanan kepada warganya sampai pukul 20.00 WIB. “Kami membuka pelayanan kepada warga 24 jam. Kami siap melayani dengan cepat dan terintegrasi, warga cukup 10 menit untuk urusan KTP,” kata Ayub. Menurutnya, pelayanan integrasi ini memudahan warga dan pejabat yang melayani untuk kebutuhan masyarakat. Juga warga bisa melihat langsung proses administrasi di Kelurahan. Semuanya transparan dan tidak ada warga yang dipersulit. Sehingga kelurahan Ngadirejo pantas menjadi rujukan dan pilot projeck. Bukan hanya itu, Kelurahan Ngadirejo juga aktif mengajak masyarakat untuk bersih-bersih lingkungan, peduli sampah dan pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi. Pemberdayaan masyarakat itu sudah dimulai dari RT dan RW seperti arisan RT,arisan PKK dan perkumpulan pengajian. Bahkan ada juga koperasi yang berbadan hukum yang tujuannya untuk meningkatkan ekonomi warga dan masyarakat sekitar. “Tugas kelurahan hanya sebagai fasilitator dan pengawasan, sementara warga sudah punya aktivitas sendiri. Kami hanya memberikan solusi apabila ada kendala dan keluhan di lapangan,” katanya.


 


KELOLA PASAR KARYAWAN


Selain berfungsi pengawasan dan pembinaan, Kelurahan Ngadirejo juga mengentaskan kemiskinan melalui program bedah rumah yang bekerjasama dengan Pemda dan Pemerintah Pusat. Juga program pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan pasar keryawan Pabrik Gudang Garam. Pasar ini bekerjasama dengan CSR Gudang Garam untuk menyediakan kebutuhan karyawan Gudang Garam, mulai dari kebutuhan sembako sampai kebutuhan sekunder, seperti alat rumah tangga. Pasar ini cukup menjanjikan karena partisipasi mayarakat dan karyawan yang dengan suka rela mengembangkan ekonomi. “Pasar buka pukul 06.00 sampai pukul 20.00. Semua kebutuhan karyawan bisa dibeli di pasar ini. Masyarakat bisa berdagang dan ibu-ibu bisa produktif dengan menitipkan barangnya di pasar,” ujarnya. Ditegaskan Ayub, pasar pabrik itu banyak menyerap SDM dan meningkatkan ekonomi warga sekitar. Pasar ini sangat bersih dan ramah lingkungan, karena setiap hari pegawai kelurahan bersama warga ikut kegiatan bersih-bersih. Selain pasar, banyak ibu-ibu warga Ngadirejo yang mempunyai usaha kecil berkapasitas home industry, seperti keduk pisang, tahu poo, kopi racik, onde-onde mekar dan usaha lainnya.  “Kami sangat mendukung usaha home industry. Juga kami berdayakan ibu-ibu untuk mengelola bank sampah di RT 05,” kata Ayub.



BANK SAMPAH


Selain punya pasar karyawan, Kelurahan Ngadirejo juga mengelola bank sampah yang berada di RW02/ RT05 yang diberi nama Bank Sampah Teratai.Bank sampah ini berdiri  tahun 2010 dengan melibatkan seluruh anggota dan ibu rumah ta



ngga dari dua RT, yakni RT 05 dan RT 06. Setiap hari ibu-ibu wajib mengumpulkan sampah yang bermanfaat dan punya nilai ekonomis kemudian disetorkan ke bank sampah. Didik, pengelola bank sampah menuturkan, tiap hari ibu-ibu yang menyetorkan sampah lalui ditimbang, kemudian dipilah-pilah. Penyetoran sampah dimulai pukul 07.00 sampai pukul 16.00. Dari hasil setoran harian kemudian dikumpulkan dan setiap tanggal 25 dilaporkan kepada seluruh anggota. Sebagian sampah didaur menjadi kumpos dan sebagian dijual ke pengepul. “Bank sampahbaru menjual sampah satu kali, jumlahnya Rp 800 ribu. Uang tersebut kemudian dibagi ke anggota dan sebagian untuk operasional,” terang Didik. Menurutnya, bank sampah sangat bermanfaatn


bagi warga dan menjadikan lingkungan bersih dari sampah. Pasalnya, setiap anggota rumah tangga wajib membersihkan sampah sesuai kesepakatan. Juga, bank sampah ini dikelola seperti bank, karena anggota punya buku harian sampah. Selain itu, bank sampah juga rajin memberikan pelatihan da


n sosialisasi ke masyarakat, agar masyarakat sadar tentang sampah. Kini, bank sampah Ngadirejo mulai dilirik investor dan mulai ditiru oleh banya kelurahan. “Sekarang banyak yang niru bank sampah. RW dan kelurahan lain niru. Dulu kami belajar bank sampah di Malang bersama pejabat kelurahan,”paparnya. “Harapan kami ke depan adalah masyarakat semakin sadar akan kebersihan lingkungan dan pentingnya menjaga keamanan dan pembangunan daerahnya masing-masing. Pasalnya, fungsi kelurahan adalah memberikan pelatih


an dan pengawasan, sementara pelaksananya adalah warga sendiri,” kata Ayub. (ham)


-i-

Tags
Tidak ada tags