GD Kiat Pemberdayaan Rangsang Geliat Usaha Kecil
diresmikan Wali Kota Probolinggo H.M Buchori, 18 Maret lalu.
Stand-stand yang berdiri di sepanjang jalan itu menyuguhkan berbagai kegiatan. Mulai dari hiburan hingga memajang hasil kerajinan, termasuk hasil kerajinan yang digelar Diskoperindag. Suguhan ditampilkan oleh ratusan stand, meliputi 176 stand yang di gelar oleh swasta/UKM, 62 stand yang digelar oleh Satker (satuan kerja) di lingkungan Pemkot Probolinggo menurut Kepala Bappeda Kota Probolinggo, Budi Krisyanto, penyelenggaraan MPS2 yang keduabelas kali ini tidak kalah menarik dibanding MPS2 yang digelar sebelumnya. Berbagai hiburan musik, keroncong, bakti sosial dengan pengobatan dan pembagian sembako gratis atau kesenian daerah yang ditampilkan oleh Kecamatan Kedopok, Mayangan, Kademangan, Wonoasih Kanigaran, PDAM, RSUD dr.Muh Saleh, Satuan Polisi PP, Dinas Pendidikan, Bappeda, Dishub, Badan Pelayanan dan Perizinan, BLH serta dari kalangan Parpol serta Paguyuban PKL yang menyajikan berbagai macam makanan tradisional Jajaran pejabat Pemkot pun terlihat hadir. Wali Kota H.M Buchori, ketua DPRD, Jajaran Muspida dan sejumlah pejabat lainnya berjalan menyusuri jalan Panglima Sudirman. Wali Kota Probolinggo H.M Buhori mengaku bangga dapat melaksanakan kegiatan pagi di Jalan Panglima Sudirman (MPS2) epsode 1 tahun 2012. Acara ini merupakan ungkapan dan ekpresi masyarakat Kota Probolinggo terhadap seni dan budaya yang dimilikinya. “MPS2 memupuk dan memberdayakan sektor ekonomi riil yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melibatkan seluruh pemangaku kepentingan di daerah yaitu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat demi meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Probolinggo dengan menyediakan sarana pelaku ekonomi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” katanya. MPS2 kata budi juga menjadi media untuk memfasilitasi para pelaku usaha untuk mempromosikan produk-produknya. Selain itu, MPS2 juga kerap disertai tampilan kesenian. Keberadaan MPS2 juga pernah dibeberkan menjadi faktor menekan laju inlasi di Kota Probolinggo. Maka dari itu, keberadaan MPS2 dan Semipro masih menjadi event wisata unggulan bagi Pemkot Probolinggo. Selain MPS2, kota Probolinggo juga memiliki kegiatan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro).
Semipro biasa digelar setahun sekali pada musim liburan sekolah di pertengahan tahun. Semipro mengeksplorasi budaya apa saja yang ada di Kota Probolinggo melalui karya seni atau kulinernya. Dengan budaya diharapkan bisa meningkatkan potensi wisaya yang dikunjungi, melihat budaya dan wisata berdampak pada pemberdayaan ekonomi lokal. Bahasa mudahnya, masyarakat yang ada akan mengeluarkan uang untuk menginap, makan atau transport. Nah, hal itu yang berdampak pada pedagang atau penyedia jasa transportasi. “Selama Semipro masyarakat dimanjakan berbagai hiburan, tampilan kesenian budaya dan produk unggulan. Masyarakat juga bisa lebih dekat dengan birokrasi di Pemkot Probolinggo melalui program yang dipublikasikan saat pameran di kawasan alun-alun. Karena banyak satuan kerja (satker) yang memamerkan program-programnya,” tambahnya. Kegiatan-kegiatan tersebut melengkapi daya tarik wisata selain wisata pantai, sumber mata air, wisata mangrove), bangunan bersejarah, wisata religi, seni dan budaya tradisional. Selain itu, juga kota yang terkenal dengan produksi buah Mangganya itu menggaungkan diri sebagai kota transit, karena berada di lokasi strategis diantara beberapa daerah dan wisata seperti Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi hingga Bali. “Sebelum berkunjung ke Gunung Bromo, Pasir Putih Situbondo, Tanjung Papuma Jember atau Bali wisatawan bisa mampirlah ke Kota Probolinggo,” jelasnya. Menurut Walikota Probolinggo HM Bukhori, tujuan even MPS2 adalah untuk meningkatkan perekonomian warga. Sedang peserta MPS2 diantaranya dari satuan kerja (satker) perangkat daerah Pemkot Probolinggo, PKL, UKM, parpol, ormas, sekolah, instansi vertikal, maupun pihak swasta. Puluhan ribu warga dari 3 kecamatan di yang ada di kota ini tumpah ruah di ruas-ruas jalan tersebut. Beras murah sebagai ikon dagangan MPS2 ludes dibeli warga. Termasuk produk-produk dari UKM. Stan-stan PKL yang menjajakan makanan di ruas Jl Suroyo tampak penuh pembeli pada acara yang berlangsung dari jam 05.30 sampai 11.00 WIB itu. Diperkirakan, dalam sehari, total transaksi mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar. (sal)