Desa tawang agung


 


Dalam penilaian Lomba Desa/Kelurahan Provinsi Jawa Timur 2014 bulan Juni Lalu, desa berpenduduk 3.251 jiwa ini, dinobatkan sebagai desa terbaik kedua. Uang pembinaan sebesar Rp. 40 juta pun berhasil dibawa pulang. Menurut Kepala Desa Tawang Agung, Ngriptanto, untuk sementara peruntukan dana tersebut belum bisa dipastikan. Namun sebagian diantaranya akan dijadikan pancingan untuk ‘pembangunan’ desa. “Selebihnya kami akan membicarakan dulu dengan semua lembaga terkait di desa, termasuk BPD,” ujar Ngriptanto.


Dikatakan, sedikitnya ada 8 indi kator penilaiannya dalam lomba tersebut, antara lain ; Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Keamanan, Lembaga Masyarakat, Lembaga Pemerintahan, dan PKK serta Partisipasi Masyarakat. “Kedelapan indikator itu menurut tim dewan juri, desa kami memenuhi standar kreteria penilaian,” tuturnya.


Ngriptanto yang mengaku menjabat sebagai Kepala Desa baru setahun, selanjutnya memaparkan, yang dianggap menonjol dari beberapa indikator penilaian adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat. “Alhamdulillah, tingkat partisipasi warga sangat tinggi,” ucapnya singkat.


Untuk menggerakkan partisipasi warga, tambah mantan Kepala Dusun ini, ada beberapa upaya yang dilakukan oleh para perangkat desa dan lembaga. Satu diantaranya adalah dengan mengintensifkan pendekatan kepada seluruh anggota masyarakat, baik secara lembaga pemerintahan maupun pribadi masing-masing aparat desa termasuk Kepala Desa.


“Sejak mendapat amanah sebagai Kepala Desa, satu hal yang ingin kami lakukan yakni dengan selalu ‘ngewongke’ (mengorangkan) setiap individu warga masyarakat. Artinya, apapun yang dilakukan oleh warga baik kelompok terlebih pribadi, kami usahakan selalu hadir. Tak terkecuali saya pribadi,” aku suami dari Syarofah (30) ini.


Sebab, lanjutnya, dengan cara pendekatan, dirinya menyakini akan terjalin komunikasi yang apik. Dengan komunikasi terjadi interaksi yang berkesinambungan dengan semua anggota masyarakat. Tentu saja komunikasi yang dimaksud adalah dua arah. Pemerintahan desa bisa menyampaikan apa yang telah menjadi program desa, sebaliknya masyarakat diharapkan mampu memberikan saran dan kritik.


“Teori komunikasi yang akan kita bangun kami arahkan kepada hubungan yang harmonis antara aparat desa dan lembaga dengan semua anggota masyarakat.Jika ini terjadi kami yakini setiap program yang akan dilakukan di desa Tawang Agung ini, pasti mendapatkan dukungan warga,” ungkap ayah dari Fajar Wijayanto (8) dan Arumi Izati (3 bulan) ini.


Sementara indikator lain yang juga mampu menciptakan keharmonisan desa adalah soal ekonomi desa. Kendati tidak disebut sebagai desa dengan ekonomi cukup, namun hampir semua warga masyarakat tidak sampai ada yang berada dalam garis kemiskinan.


“Salah satu penanda bahwa ekonomi penduduk Desa Tawang Agung cukup baik adalah hampir semua rumah disini terdiri dari bangunan permanen. Kendati ada satu dua yang kurang layak huni, adalah merupakan tanggung jawab desa untuk mencarikan jalan keluarnya. Salah satunya dengan cara melakukan swadaya untuk melakukan bedah rumah,” imbuh dia.


Bidang Kesehatan, jelas Ngriptanto, pihaknya bertekad ingin menciptakan lingkungan desa yang bersih dan nyaman. Salah satu upaya yang dilakukan adalah lewat program generalisasi setiap rumah wajib memiliki MCK (mandi, cuci, dan kakus) yang representatif.


“Alhamdulillah saat ini hampir semua rumah penduduk dilengkapi dengan MCK yang cukup memadai. Sehingga kebiasaan lama yakni dengan memanfaatkan aliran sungai untuk kegiatan seharihari, nyaris tidak pernah ada lagi,” tambah pria kelahiran Malang 44tahun silam ini.


Sementara untuk bidang lain yang masuk dalam indikator penilaian lomba seperti Pendidikan, Keamanan dan Ketertiban, Lembaga Pemerintahan, Lembaga Masyarakat, dan PKK, atas dukungan dari lembaga termasuk BPD, hampir semuanya berjalan normal dan lancar. “Alhamdulillah kami punya BPD yang selalu mendukung setiap program yang kami lakukan,” pungkasnya. (HAYAN)


 



Tags
Tidak ada tags