desa kedungsoko,potensi pengembangan unggulan


 


Keberadaan usaha pertanian yang menjadikan desa makmur, ditopang dengan potensi unggulannya, dengan keberadaan HIPPA “Tirto Sandang Pangan” sebagai sumber terbesar dari Pendapatan Asli Desa Kedungsoko. Dalam pelaksanaan pembangunan desa yang tertuang dalam APBDes, dapat dilihat bahwa sumber penerimaan desa yang terbesar adalah berasal dari HIPPA “Tirto Sandang Pangan”.


“Karena itu, kami merasa membutuhkan pembinaan, bantuan pembangunan sarana/prasarana irigasi dan bantuan pembangunan jalan usaha tani yang dapat memperlancar saat produksi maupun panen. Sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Kedungsoko Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban yang sebagian besar adalah sebagai petani dapat meningkat,” kata Kepala Desa Kedungsoko, H Rahmad.


Menurutnya, penambahan suplai air dari Sungai Bengawan Solo dilakukan dengan dua pompa air utama. Penyebaran ke seluruh daerah layanan dilakukan dengan pompa imbal, sehingga daerah layanan dapat mencapai 326 hektare.


Begitu pun, ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, Kades bersama perangkat desa lainnya, mencoba mengambil langkah penting. Di antaranya, mengalokasikan dana pembangunan/pemeliharaan jalan desa dan sarana irigasi pertanian setiap tahun dalam APBDes Desa Kedungsoko. Selain itu, menampungnya dalam Rencana Pembangunan Desa Jangka Menengah Desa sebagai prioritas utama, sehingga dalam setiap tahun tercantum dalam APBDes.


Secara geografis terletak di bagian selatan wilayah Kecamatan Plumpang. Merupakan daerah dataran rendah dengan penggolongan tanah datar. Iklim di Desa Kedungsoko berdasarkan data dari Stasiun Pencatat Curah Hujan Kecamatan Plumpang selama 10 (sepuluh) tahun terakhir (1996 – 2005 ) termasuk iklim tipe C3 (Oidelman) dengan curah hujan rata-rata 2.030 mm/tahun.


Desa Kedungsoko, terbagi menjadi 3 dusun, dengan pembagian wilayah Dusun Kedung terdiri dari 3 RW 12 RT, Dusun Sisir terdiri dari 3 RW 11 RT dan Dusun Bandungrowo terdiri dari 3 RW 12 RT. Memiliki luas 588,135 Ha, dengan pembagian wilayah menurut penggunaannya, pemukiman umum seluas 60,020 hektare, persawahan 485,050 hektare, Ladang/Tegalan seluas 40,015 hektare, dan lain-lain selebihnya seluas 4,30 hektare.


Kini, desa ini dihuni sebanyak 4.927, dengan warga Laki-laki 2.504 jiwa dan Perempuan 2.423 jiwa. Sedang jumlah kepala keluarga 1.339 KK. “Alhamdulillah, soal pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas sumber daya manusia, berhasil kami lalukan,” kata Kades.


Memang, disadari bahwa pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai serta pendidikan yang berlangsung seumur hidup yang dilaksanakan sedini mungkin. Hal itu, merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Karena itu peran aktif semua pihak dalam semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan perlu didorong dan ditingkatkan dengan berbagai upaya yang makin terpadu.


“Terutama dalam hal pembianaan untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan, pendidikan budi pekerti, peningkatan disiplin, peningkatan minat baca dan semangat untuk belajar,” ujar Kades Rahmad.


Sementara itu, pembangunan kesehatan di Desa Kedungsoko diarahkan pada peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat secara lebih merata. Sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan keadaan gizi masyarakat, dan memperpanjang usia harapan hidup rata-rata penduduk.


“Namun, kami menyadari, peningkatan mutu, pemerataan pelayanan masih memerlukan perhatian lebih besar lagi, sehingga pembangunan kesehatan harus terus ditingkatkan. Berikut ini adalah data tingkat perkembangan kesehatan masyarakat di Desa Kedungsoko,” tuturnya.


Menyinggung soal pertumbuhan ekonomi, Desa Kedungsoko terus berusaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. “Ya, perhatian kepada usaha untuk membina dan melindungi usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah pada umumnya,” kata Pak Kades.


Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.


Menyinggung lagi soal kegiatan pertanian, di Desa Kedungsoko terdapat 3 kelompok Tani yang tersebar di 3 dusun. Yakni, Kelompok Tani Sampurna I di Dusun Sisir, Kelompok Tani Sampurna II di Dusun Kedung dan Kelompok Tani Agawe Santoso Dusun Bandungrowo.


Ada yang menarik dari usaha untuk melaksanakan keamanan produksi pertanian dari serangan hama tikus. Warga mengadakan kaji Terap Teknologi Pengendalian Hama Tikus. Dengan membuat tempat burung hantu yang memungkinkan kehadiran burung-burung hantu lainnya untuk mencari mangsa di persawahan desa tersebut.


“Awalnya, memang hama tikus membuat kami pusing setiap kali panen. Tapi dengan adanya binatang pemakan tikus, yakni burung hantu ini, nyaris setiap kami menghadapi musim panen berlangsung dengan aman dan hasil yang mencukupi,” kata H Rahmad.


Selain itu, dalam kaitan pertanian, warga dengan Kelompok Taninya, menjalin kerjasama dengan penyedia sarana produksi, terutama untuk kebutuhan pupuk. “Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Desa Kedungsoko, Kelompok Tani mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini dapat kita lihat dari cara pendekatan yang dilakukan, yaitu melalui musyarah mufakat untuk membicarakan pupuk apa yang dibutuhkan oleh petani, berapa dosis yang dibutuhkan, jadwal pengiriman, dan jadwal penggunaan, sehingga pengadaan dan penyaluran pupuk sesuai kebutuhan,” kata Kades Kedungsoko.


Dari hasil musyawarah ini akhirnya dituangkan dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) yang dibuat berdasarkan kebutuhan petani dan dihitung sesuai dengan anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dan standart teknis dengan mempertimbangkan alokasi anggaran subsidi pupuk dari pemerintah, dengan dosis anjuran untuk mengisi kebutuhan pupuk.


“Dari RDKK yang dibuat oleh Kelompok Tani yang memuat kebutuhan pupuk anggota, akhirnya disampaikan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk diajukan kepada Distributor Pupuk,” kata Rahmad, didampingi Sekdes Kedungsoko Suharto ST.


RDKK ini oleh kelompok tani yang ada dipersiapkan bersama petani jauh dan kemudian pengajuannya melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) jauh hari sebelum pelaksanaan musim tanam itu sendiri, yaitu berkisar antara 2 – 3 bulan sebelum musim tanam, sehingga saat musim tanam dimulai kebutuhan petani akan pupuk sudah terpenuhi.


Menyinggung soal pembangunan keluarga sejahtera, menurut Kades, diarahkan pada terwujudnya kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur luhur budaya bangsa. Hal itu dimaksudkan meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Aktivitas keagamaan seperti  Yasinan dan Tahlilal menjadi kegiatan yang menyemarakkan warga.


Selain itu, masyarakat di desa ini terus berusaha menjaga pentingnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan kesukarelaan. Di Desa Kedungsoko Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya kader aktif yang tergabung dalam kelompok kerja-kelompok kerja PKK yang aktif dalam berbagai kegiatan. (yad/suroto)

Tags
Tidak ada tags