Dari Jalin Matra Sri Minta Oven Kompor Dan Termos


Janda satu anak itu bermimpi punya toko jajanan di pinggir jalan besar yang ramai dan tentu saja berharap keuntungan yang lebih besar dari sekarang. "Saya pingin nanti punya toko jajanan, buat jajanan sendiri, menerima pesanan baik nasi kotak atau jajanannya sekaligus," katanya.


 


Sri menyimpan kisah sedih tentang suaminya. Dia ditinggal mati saat dia masih mengandung empat bulan anaknya yang sekarang. Usia perkawinannya pun baru setahun. Sebelum berjualan makanan ringan, Sri Asih pernah menjadi pembantu rumah tangga tetapi hanya sebentar, karena anaknya tidak bisa berada jauh dengannya.


Sri pun memilih usaha yang tetap bisa menjaga anaknya tetapi bisa menghasilkan uang meski tidak banyak. Dengan dukungan keluarganya Sri Asih berjualan jajanan anak-anak di rumahnya. Bermodal Rp 200 ribu, Sri akhirnya berjualan meski hanya sedikit keuntungan yang didapat.


Sejak Desember 2015, Sri Asih berjualan di dekat sekolah anaknya. Barang dagangannya bertambah, mulai dari roti bakar, dadar mini, sosis bakar, minuman ringan dan tetap jajanan instan anak-anak. Dari semula hanya untung Rp. 5.000,- sekarang bertambah keuntungannya. Jika hari biasa Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu, sedang saat ramai, bisa untung Rp 20 ribu paling banyak.


Akhir-akhir ini banyak pesanan jajanan dari orang tua murid, karena sekolah mengadakan program sarapan sehat. Sri Asih dibantu kakaknya yang juga masih satu rumah dengannya ikut membantu membuat pesanan tersebut. Dengan konsekuensi perhitungan keuntungannya juga dibagi berdua. (Khayatin/red)

Tags
Tidak ada tags